Saat Bom Meledak, Anak-anak Teriakkan 'Bunuh Ahok' di Pawai Obor
Beritakepo.com. Belakangan ini, beredar video anak-anak yang bernyanyi ‘bunuh si Ahok' saat pawai obor warga menyambut bulan Ramadan di satu kawasan di Jakarta, Rabu (24/5) lalu di saat bom di terminal Kampung Melayu terjadi.Video ini pertama kali diunggah oleh seorang penulis dan aktivis Guntur Romli lewat akun Twitter miliknya, @gunromli pada Rabu, 24 Mei 2017 yang lalu.
"Ada bom bunuh diri meledak, jatuh korban, saat bersamaan ada pawai dgn memakai anak2 teriak2 bunuh2," kicaunya.
Dalam video yang diambil pada malam hari itu tampak anak-anak dan orang dewasa berpakaian serba putih berpawai membawa bendera dan obor. Mereka menyanyikan: “bunuh, bunuh si Ahok sekarang juga” dengan melodi lagu Menanam Jagung di Kebun Kita .
Berikut videonya.
Ada bom bunuh diri meledak, jatuh korban, saat bersamaan ada pawai dgn memakai anak2 teriak2 bunuh2.... http://pic.twitter.com/EWiLgZyFpg— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) May 24, 2017
Menanggapi video itu, Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengaku kahwatir benih-benih kebencian yang muncul dari anak-anak akan menjadikan mereka kelompok radikal baru di masa mendatang.
Menurut dia, sejumlah hal yang harus dievaluasi adalah materi Pendidikan Agama Islam (PAI) termasuk kualitas gurunya. Ubaid mengatakan pihaknya melihat konten agama Islam di sekolah umum relatif masih mengajarkan hal-hal yang intoleran terhadap warga yang berbeda. Sehingga, jelas dia, ada anggapan bahwa ‘saya muslim’ dan ‘anda kafir.’
Menurut Ubaid, anak-anak tersebut dikhawatirkan akan tumbuh dengan memusuhi kelompok yang berbeda dengan dirinya sebagai orang Islam.
"Mereka akan memusuhi yang lain,” kata Ubaid, Jumat (26/5), seperti diberitakan CNN Indonesia.
Pakar psikologi anak Universitas Indonesia, Rini Hildayani, mengatakan bila hal seperti ini dibiarkan dapat berbahaya.
"Pesan itu bisa tercatat bahwa hal itu memang benar untuk dilakukan, ketika perilaku itu dibiarkan terjadi dan tidak ada konsekuensi untuk anak justru mungkin direward dengan perilaku mereka itu. Anak anak bisa melihat bahwa perilaku itu wajar dan tidak salah," kata Rini.
"Kalau internalisasi (dari rumah tangga) bisa berbahaya, kalau dari usia kecil anak-anak sudah terpapar oleh sikap yang mentolerir atau membolehkan tanpa ada konsekuensi atas hal-hal yang agresif dan secara moral itu tak bisa dibenarkan meneriakkan hal-hal yang harmful (membahayakan) buat orang lain.
"Kayaknya ringan saja ngomongnya kan, kayak kita mau bilang mau beli permen. Padahal ucapan itu ada muatan agresivitas dengan mengatakan bunuh dan mengatakan hal-hal yang semacam itu. Bila itu ditolerir kata-kata seperti itu bisa dianggap benar dan hal-hal yang lebih jauh lagi mungkin saja terjadi di masa-masa yang akan datang," tambahnya.
Teriakan "bunuh-bunuh si Ahok" diangkat Rizieq Shihab pada saat demo menentang mantan gubernur DKI Jakarta itu November lalu.
@GunRomli Ini gurunya http://pic.twitter.com/LYLm3EVV19
— Tyto alba (@tytoalba2012) May 24, 2017
Rizieq sendiri tak jelas keberadaannya setelah tidak hadir dalam pemanggilan polisi terkait dugaan pelanggaran Undang-undang Pornografi menyangkut Firza Husein. Ahok membatalkan banding atas hukuman penjara dua tahun dalam kasus penistaan agama. Ia bahkan menyatakan mundur dari posisi Gubernur DKI.
Arist Merdeka Sirait, aktivis perlindungan anak dari Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan kekhawatirannya teriakan-teriakan seperti pada pawai obor itu akan berlanjut selama Ramadan.
"Apa yang terjadi tadi (Rabu) malam, ada teriakan bahwa di luar kesadaran anak-anak SD, SMP itu, akan menjadi-jadi pada satu bulan ini. Karena ini kan bulan Ramadan dan ada kesempatan peluang, habis tarawih, saur, dimungkinkan juga, ini yang memperihatinakan Komnas Perlindungan Anak," kata Arist.
"Kami menyerukan deradilaksasi pemahaman itu baik lingkungan rumah, sekolah dan tempat ibadah, karena anak-anak ini sudah ditanamkan rasa kebencian, dan itu terbukti pada (peristiwa) terakhir-terakhir ini," tambahnya.
Sementara, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, polisi akan menyelidiki apakah ada pihak yang menyuruh anak-anak menyerukan kata yang kurang pantas itu.
"Semuanya kami cari untuk mendapatkan itu," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat.
Argo mengatakan pihaknya membuka ruang jika ada warga yang memberikan kesaksian adanya peristiwa itu. Saat ini, kata dia, polisi perlu membuktikan apakah video itu asli atau bukan.
Demikianlah berita hangat tentang Saat Bom Meledak, Anak-anak Teriakkan 'Bunuh Ahok' di Pawai Obor
Sekianlah infromasi Saat Bom Meledak, Anak-anak Teriakkan 'Bunuh Ahok' di Pawai Obor kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca berita Saat Bom Meledak, Anak-anak Teriakkan 'Bunuh Ahok' di Pawai Obor dengan alamat link https://sukanyakepo.blogspot.com/2017/05/saat-bom-meledak-anak-anak-teriakkan.html
0 Response to "Saat Bom Meledak, Anak-anak Teriakkan 'Bunuh Ahok' di Pawai Obor"
Posting Komentar